Pemerintahan

Festival Batik Madura 2025, Momentum Menghidupkan Kembali Kejayaan Batik Pamekasan

17
×

Festival Batik Madura 2025, Momentum Menghidupkan Kembali Kejayaan Batik Pamekasan

Sebarkan artikel ini

Pamekasan – Festival Batik Madura Tahun 2025 menjadi momentum strategis dalam pengembangan potensi budaya dan pelestarian warisan lokal. Hal ini disampaikan oleh Bupati Pamekasan, Kholilurrahman, dalam sambutannya pada pembukaan festival yang digelar oleh Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan, Sabtu (1/11/2025), sebagai bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.

“Festival Batik Madura 2025 adalah ajang penting untuk mengembangkan potensi budaya, ekonomi, dan keterampilan masyarakat Madura. Sekaligus memperkuat komitmen Pamekasan sebagai kota batik dan menjadikan batik sebagai bagian dari kebijakan daerah untuk menyejahterakan masyarakat,” ujar Bupati Kholil di Gedung Bakorwil IV Pamekasan.

Ia menilai, festival ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga ruang strategis untuk memperkuat identitas daerah dan membuka peluang kreativitas bagi para pengrajin serta desainer batik Madura.

Pamekasan Kota Batik

Bupati Kholil mengingatkan bahwa Pamekasan telah dikenal sebagai Kota Batik sejak dicanangkan pada 24 Juni 2009 oleh Gubernur Jawa Timur saat itu, Soekarwo (Pakde Karwo). “Pencanangan itu menunjukkan keseriusan kami dalam menggerakkan industri batik tulis agar lebih cepat berkembang,” ungkapnya.

Ia juga mengenang sejumlah inisiatif pelestarian batik yang pernah dilakukan, seperti pemecahan Rekor MURI ‘Super Batik’ dengan seribu perempuan membatik bersama kain sepanjang 1.530 meter di Arek Lancor, pemilihan Putri Batik Pamekasan, penciptaan Tari Betek Mekasen oleh Sanggar Seni Putra Miong, hingga penerbitan buku Pamekasan Membatik karya Kadarisman Sastro Diwiryo.

“Semua inisiatif itu adalah bagian dari perjalanan panjang kita dalam mengangkat martabat Batik Pamekasan di tingkat nasional,” tegasnya.

Hidupkan Industri Batik di 13 Kecamatan

Ke depan, Bupati Kholil menyatakan komitmennya untuk menghidupkan kembali industri batik di seluruh kecamatan. Dari 13 kecamatan di Pamekasan, sembilan di antaranya telah aktif membatik, dan empat lainnya akan segera dikembangkan.

Para pembatik di Festival Batik Madura Tahun 2025 di Gedung Bakorwil IV Pamekasan, Sabtu (1/11/2025). Foto : Aldick / JNR

“Kami ingin gerakan membatik ini menjadi gerakan bersama. Apa yang bisa dibatik, akan kita batik, agar batik Madura semakin dikenal,” katanya.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemkab Pamekasan berencana mewajibkan ASN, pelajar, dan pegawai daerah untuk mengenakan batik khas Pamekasan dua kali dalam seminggu. “Kebijakan ini akan mendorong produksi pengrajin meningkat dan ekonomi masyarakat ikut bergerak,” tambahnya.

Bupati Kholil juga menyampaikan apresiasi kepada Bakorwil IV Pamekasan, event organizer, Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur, serta seluruh pihak yang telah berkolaborasi menyukseskan acara.

“Semoga Festival Batik Madura 2025 menjadi pengingat sekaligus penggerak agar batik tetap menjadi bagian penting dari kebijakan daerah dalam menyejahterakan masyarakat,” tutupnya.

Festival Batik Madura 2025

Festival Batik Madura 2025 menghadirkan beragam kegiatan, di antaranya pameran wastra dan busana Batik Madura, lomba fesyen modeling busana Batik Madura, hingga lomba desain motif Batik Madura.

Selain itu ada pula pameran produk UMKM, festival kuliner Madura, cooking class, lomba food plating dan food photography. Peserta berjumlah 12 pengrajin batik se-Madura, 72 lomba fesyen modeling, dan 66 peserta lomba desain motif batik.

Total peserta meliputi 12 pengrajin batik se-Madura, 72 peserta lomba fesyen modeling, dan 66 peserta lomba desain motif batik. Selain Bupati Kholil, acara ini turut dihadiri Wakil Bupati Sukrianto, jajaran Forkopimda Jatim, pimpinan perangkat daerah, tokoh masyarakat, pelaku UMKM, dan pengrajin batik dari seluruh Madura.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *